Romantika Pemimpin Bangsa dalam Film “Habibie dan Ainun”
Dunia
perfilm-an Indonesia mulai berkembang pesat sejak beberapa tahun terakhir ini,
ada banyak film yang mampu menarik minat masyarakat untuk datang
berbondong-bondong ke bioskop. Salah satu film yang mampu menarik minat
maysarakat adalah film “Habibie dan Ainun”, tak hanya mengisahkan tentang kisah
cinta antara presiden ke-3 Republik Indonesia dengan sang istri, Ainun Habibie,
namun juga lika-liku perkembangan bangsa Indonesia kala itu.
Berawal
di Bandung ketika Habibie dan Ainun masih bersekolah di SMA tahun 1953, tujuh
tahun setelah kemerdekaan Indonesia, Habibie dan Ainun merupakan siswa yang
masuk dalam kategori popular pada kala itu. Hal itu dikarenakan mereka
merupakan siswa siswi cerdas di sekolah hingga kerap kali dijodoh-jodohkan oleh
guru maupun teman-teman di sekolah. Pemeran Ainun muda (Marsha Natika) dan
Habibie muda (Esa Sigit) terlihat begitu natural, dan yang lebih mengagumkan
lagi adalah mereka mampu memerankan tingkah pemuda-pemuda pada era 50-an, yang
kita tahu sendiri mereka adalah bintang-bintang muda kelahiran 90-an yang tidak
tahu menahu kehidupan asli tahun 50-an.
Diceritakan
setelah lulus SMA Habibie (diperankan oleh Reza Rahardian) melanjutkan sekolah
ke Jerman, tempat yang sangat jauh dari Indonesia. Setelah lama Habibie berada di Jerman, akhirnya Habibie pulang
keIndonesia untuk liburan. Saat itulah Habibie bertemu dengan Ainun (diperankan
Bunga Citra Lestari) lagi dan muncul benih-benih saling ketertarikan. Dari
sinilah akhirnya Habibie dan Ainun dipersatukan dan pergi ke Jerman untuk
melanjutkan pendidikan Habibie dan bersama mewujudkan mimpi serta sumpah
Habibie untuk Indonesia.
Setiap
detail cerita dari film ini sangat mengharukan. Alur cerita yang begitu jelas,
mengkisahkan bagaimana kehidupan Habibie dan Ainun di Jerman kala itu. Betapa
sabarnya Ainun menemani Habibie disegala kelebihan dan kekurangan Habibie,
terutama ketika Ainun sedang hamil dan mereka dalam kesulitan ekonomi. Disini
Bunga Citra Lestari memerankan perannya sebagai perempuan hamil dengan sangat
memukau, mungkin karena memang BCL sudah memiliki pengalaman hamil. Disisi lain
Habibie tetap berjuang dalam mengembangkan proyek kereta api, dan harus
bertahan dalam dinginnya salju malam di Jerman, karena tidak memiliki cukup
uang untuknaik bis. Discene inilah akting Reza sangat memukau, karena Reza
mampu mengimbangi efek salju yang terlihat kurang nyata-menurut saya, menjadi
terlihat nyata.
Film
“Habibie dan Ainun” sangat menginspirasi untuk pemuda jaman sekarang, tak hanya
untuk pemuda tetapi juga untuk perempuan dan laki-laki yang berpasangan. Sangat
jelas digambarkan bagaimana film ini mengajarkan para pemuda untuk terus
bermimpi dan berjuang mewujudkan mimpi mereka walau harus pergi menyebrangi
laut menuju daratan bumi yang lain. Tak hanya mengajarkan bermimpi dan
mewujudkannya, film ini mengajarkan pada kita untuk mencintai negri ini dengan
berbagai cara yang kita mampu, dalam kutipan Ainun kepada Habibie “Ada banyak
cara untuk mencintai negeri ini”. Dan bagi para perempuan, Ainun adalah
panutan, perempuan yang sabar dalam menerima dan menemani Habibie bagaimanapun keadaanya,
sedangkan bagi para lelaki, Habibie adalah panutan untuk menjadi orang yang
setia, berani dan bertanggung jawab atas janji dan sumpahnya.Selain itu, difilm
ini juga kita diajarkan untuk menolak dengan tegas segala macam suap. Dapat
kita lihat ajaran ini ketika Habibie menolak dengan tegas segala pemberian
Sumohadi (diperankan Hanung B) kepada Habibie untuk mendapatkan proyek pesawat
terbang.
Dalam
film ini juga diceritakan sejarah kemimpinan Presiden BJ Habibie yang terdapat
banyak kesalahpahaman publik. Kesalahpahaman ini terjadi akibat ulah Sumohadi
yang melakukan doktrin melalui pers. Karena sejarah yang diceritakan dalam film
ini, kita seharusnya mampu mengambil hikmah yaitu, sebagai peemburu berita dan
pegawai pers tidak seharusnya kita meliput berita tanpa tahu asal-usulnya, dan
sebagai masyarakat jangan sepenuhnya percaya pada pers sebelum pers itu sendiri
membuktikan sebuah berita tidak hanya lewat pembicaraan orang saja. Jadi
intinya, jangan hanya melihat segala-sesuatu dari satu sisi saja.
Selain
detail alur yang sangat jelas serta pembelajaran kehidupan, pemeran utama yang
sudah pasti diakui kemampuannya, film ini juga memiliki pemeran pendukung yang
tak kalah apik dalam berakting, diantaranya yaitu, Vitta Marriana B sebagai
Arlies, Radytia Argoebie sebagai Thareq Habibie, Mike Luccock sebagi Ilhan
Habibie, serta Tio Pakusadewo sebagai Presiden ke-2 RI yaitu H.M Soeharto. Film
Habibie Ainun juga mengambil lokasi syuting yang sangat nyata, yaitu di Jerman.
Tak hanya itu film ini juga memiliki original soundtrack yang dinyanyikan
sendiri oleh pemeran utama wanita, yaitu bunga Citra Lestari dengan begitu
apik.
Meskipun
di film ini terdapat bahasa asing, yaitu bahasa Jerman, namun penggunan bahasa
dalam berkomunikasi di film ini sangat mudah untuk dimengerti. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia yang ringan, bahasa yang biasa kita gunakan
sehari-hari, bukan bahasa baku maupun bahasa gaul. Selain itu dalam film ini
juga terdapat transelette yang mudah untuk dimengerti oleh penonton. Karena
bahasa yang tidak terlalut rumit, detail certita yang jelas, pememeran yang
berkompeten dan familiar, dan pelajaran-pelajaran dalam film yang bermanfaat,
film ini memang sangat pantas ditonton oleh seluruh lapisan masyarakat
Indonesia.
jika bisa ditambahkan dengan strukturnya supaya pembaca lebih mengetahui...
BalasHapusya, terimakasih sarannya
Hapus